Kamis, 13 September 2012

shalat yang berbeda

Shalat Syiah yang membedakan dengan Sunni

TEMPO.CO , Sampang - Salah satu penyebab kerusuhan di Sampang, Madura pada akhir agustus lalu karena ajaran Syiah di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben dinilai sesat oleh warga yang mayoritas ''berpaham'' Sunni.

Salah satu tuduhan itu didasarkan pada tata cara salat warga Syiah yang dinilai berbeda dari warga mayoritas.

Bagaimana sebenarnya tata cara salat jamaah Syiah Nangkernang. Selasa 11 September 2012, Tempo mengamati tata cara salat pengungsi Syiah di Gelanggang Olah Raga (GOR) Sampang, Madura.

Seperti salat pada umumnya, jamaah salat Syiah menghadap kiblat. Setelah membaca niat salat dzuhur, mereka mengangkat tangannya sejajar dengan telinga.

Kemudian kedua tangannya tidak bersedekap atau lurus ke bawah. Berbeda dengan cara salat orang Sunni di mana setelah takbir lalu tangan mereka menyilang di antara perut dan dada.

"Ini yang membuat beda dengan orang Sunni," kata Marnoto, salah satu jamaah yang solatnya diamati Tempo.

Saat akan ruku, Marnoto mengucap takbir lalu mengangkat tangan lagi, ketika I''tidal sekali lagi dia mengangkat tangan. Selanjutnya saat akan sujud dia kembali mengangkat tangan, bangun dari sujud pun dia mengangkat tangan.

"Pokoknya dalam Syiah, setiap takbir dalam salat angkat tangan. Inilah yang dibilang orang Sunni di Karang Gayam kalau salat kami pakai lambaikan tangan seperti orang bilang selamat tinggal," tuturnya.

Abdul, warga syiah lainnya menuturkan, dalam bacaan juga ada perbedaan. Pada bacaan ruku dan sujud, penganut syiah menambahkan bacaan sholawat nabi. Kata Abdul, syiah juga membaca qunut dalam setiap kali melaksanakan salat apa pun.

"Bacaannya sama, cuma kami tambahi sholawat nabi, selebihnya sama, tidak beda. Apa itu keliru?" katanya balik bertanya.

Mestinya, kata Abdul, perbedaan ini jangan dijadikan masalah. "Saat di Makkah, cara salat tiap orang berbeda, kenapa mereka tidak mengamuk di sana," ungkapnya.

MUSTHOFA BISRI

0 komentar:

Posting Komentar