Selasa, 16 April 2013

PEMERIKSAAN BAHAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pemeriksaan bahan merupakan suatu cara untuk mengetahui keadaan dari suatu bahan, dengan menggunakan metode-metode yang ada dalam tata cara untuk mengetahui retak atau cacat dari suatu bahan.
Metode NDT (Non Destructive Test) merupakan metode yang mudah dilakukan untuk mengetahui cacat atau retakan yang ada pada suatu bahan benda uji. Dengan metode NDT benda uji yang diteliti lebih mudah diketahui cacat atau retakannya yang ada pada permukaannya.
Metode yang digunakan adalah metode liquid penetrant inspection yang merupakan pengujian pada permukaan benda uji dengan membersihkan terlebih dahulu benda yang akan diuji, setelah itu disemprotkan dengan cleaner setelah beberapa menit dilap dengan kain bersih, kemudian disemprotkan solven dan didiamkan selama 10-15 menit dan dilap kembali sampai bersih, penyemprotan terakhir menggunakan developer yang pada akhirnya juga dilap sehingga tersisa warna merah pada permukaan yang terdapat cacat. Sehingga dengan demikian dapat diketahui permukaan yang terdapat cacat pada suatu benda yang diteliti.
1.2. Tujuan Praktikum
 Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan :
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan memanfaatkan NDT.
2.   Menjelaskan proses Inspeksi dengan liquid penetrant.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.  Pengertian NDT
Non destrtructive testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda yang kita tes atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan semaksimal mungkin tidak mengalami kegagalan (failure) selama masa penggunaannya.NDT dilakukan paling tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya.
2.2 . Macam- Macam Metode NDT.
Ada beberapa metode uji yang saat ini banyak digunakan sepert visual inspection, liquid penetrant test, magnetic particle inspection, eddy current test, ultrasonic inspection, radiographic inspection dan sebagainya. Metode-metode tersebut mempunyai kegunaannya masing-masing, sehingga metode-metode tersebut dapat digunakan untuk meneliti macam-macam bahan dengan proses yang berbeda-beda.Berikut ini beberapa penjelasan tentang jenis-jenis metode NDT yang umum digunakan :
2.2.1  Visual inspection
    Pengujian ini merupakan pemeriksaan hanya dengan menggunakan mata. Cara ini memang sangat sederhana dan bernilai ekonomis. Karena itu cara ini selalu dilakukan disamping juga menggunakan cara lain. Sering kali metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam NDT.
    Prinsip dalam metode visual inspection sangat sederhana hanya dengan menggunakan mata telanjang tanpa alat bantu kecuali kaca pembesar.
    Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar ataupun boroskop.
Gambar 3.2.1 Visual inspection
2.2.2  Magnetic particle inspection
Magnetic particle inspection (MPI) yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (surface) dan permukaan bawah (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.








Gambar 3.2.2 Magnetic particle inspection
                                  Sumber : http://aeroblog.wordpress.com
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
2.2.3  Eddy Current Test
Eddy current test merupakan metode yang dilakukan dengan cara menghubungkan arus medan magnet dengan kumparan medan magnet sehingga menimbulkan perubahan impedansi pada suatu bahan yang terjadi cacat.
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
Gambar 3.2.3 Edy current test
Kegunaan metode ini hanya pada bahan logam saja, yang hanya dapat dijangkau pada permukaan bahan logam saja.
2.2.4  Ultrasonic Inspection
Ultrasonic inspection merupakan metode yang menggunakan gelombang suaru untuk menetukan suatu adanya titik pada suatu bahan material. Sehingga dengan adanya energy listrik dapat diketahui adanya suatu retak pada suatu bahan.
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibangkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi energi listrik lagi.
Gambar 3.2.4 Ultrasonic inspection
Metode ultrasonic ini di gunakan untuk mendeteksi adanya cacat pada peralatan seperti: rolle, shaft, turbin, pipa bertekanan las- lasan, gear, frame, die, block, tool steel, produk coran, dll.
2.2.5  Radiographic Inspection
Radiographic inspection merupakan metode yang menggunakan laser atau alat radiographic dalam pengujiannya, dengan laser atau alat radiographic sehingga dapat diketahui bahan yang terkena retak atau terdapat cacat.
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan menembus material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.
Dengan adanya sinar dari pancaran sinar maka metode ini dapat lebih mudah untuk menentukan suatu cacat dengan adanya bayangan putih yang menunjukkan cacat dan hitam yang menunujukkan tidak adanya cacat.
2.2.6  Liquid penetrant test
Liquid penetrant Inspection adalah suatu cara pemeriksaan untuk mendeteksi cacat permukaan pada benda padat yang tidak berpori-pori. Cacat yang terdeteksi boleh jadi timbul karena proses pembuatannya atau karena fatique (kelelahan) pada benda-benda yang sudah lama di gunakan.
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.
Gambar 3.2.5 Liquid penetrant test
Pendetelisian keretakan dengan cara ini tidak bergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun komposisinya karena liquid penetrant dapat meresap kedalam cacat di permukaan benda yang di uji. kedalam keretakan terjadi karena daya kapiler (tegangan permukaan yang rendah). Proses ini banyak di gunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks) dan kekeroposan (purisita). Lapisan-lapisan bahan dan lain-lain penggunaannya tidak terbatas pada logam ferraus dan non ferraus teapi juga dapat di gunakan pada kramik, plastik, jelas dan benda-benda lain hasil proses powder metalurai.
Untuk pengujian liquid penetrant test akan dipaparkan lebih dalam pada bab selanjutnya.
2.3 Metode NDT Dengan Liquid Penetrant Inspection
2.3.1 Batasan Penggunaan Liquid Penetrant Inspection
Dalam industri menufaktur, point terpenting yang harus diperhatikan sebelum bahan masuk dalam proses produksi adalah pemeriksaan bahan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacat atau retak pada suatu material. Karena keretakan atau cacat yang terjadi pada suatu bahan akan mempengaruhi sifat mekanik bahan tersebut dan tentunya juga mempengaruhi kualitas produksi suatu material. Pada penggunaan Liquid Penetrant Inspection bahan yang dapat diteliti seperti besi baja yang tidak mempunyai pori-pori sehingga yang diteliti disekitar permukaan bahan.
Keretakan yang diselidiki adalah keretakan yang bersifat micro yaitu keretakan yang tidak dapat ataupun yang sulit diamati dengan mata biasa tanpa alat. Keretakan pada benda mengakibatnya berkurangnya penampang dan momen inersia penampang benda sehingga memperkecil ketahanan banda terhadap tegangan-tegangan langsung (direct stress) maupun teganga momen terhadap lenturan, tursi dan lain-lain. Keratakan ini dapat mengakibatkan terjadinya daerah konsentrasi tegangan yang umumnya menjadi daerah awal penjalaran retak (propagation) sampai terjadi perpatahan (fiacture).
Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.
2.3.2 Langkah-langkah Proses Liquid penetrant Inspection
Tujuh langkah dalam proses inspeksi dengan menggunakan penetrant test yaitu:
1.    Pembersihan (cleaning) permukaan past yang akan diinspeksi.
2.    Pengeringan.
3.    Pemberian penetrant (penetrant application).
4.    Pembersihan penetrant (penetrant removel).
5.    Pemberian developer (developer application).
6.    Evaluasi subjek yang diinspeksi.
7.    Pembersihan akhir dari subjek yang diinspeksi.

2.3.3 Sistem-sistem Penetrant dan Langkah Prosesnya
Langkah langkah kerja dalam metode liquid penetrant
Pada dasarnya metode ini menggunakan beberapa bahan bantu yaitu cairan penetrant, cleaner, dan developer. Adapun langkah kerjanya secara umum adalah sebagai berikut :
1. Benda yang akan diperiksa terlebih dahulu dibersihkan dengan cairan cleaner dari kotoran sisa sisa oli, debu atau kotoran lainnya yang dapat menutupi retak. Jika benda yang ingin diperiksa ternyata dilapisi cat, maka cat harus terlebih dahulu dibersihkan.
2. Celupkan benda kedalam cairan penetrant atau untuk lokasi tertentu saja dapat menggunakan penetrant dalam bentuk spray. Setelah itu angkat dan diamkan beberapa saat agar penetrant dapat masuk kedalam celah retak secara optimal. Lamanya bergantung dari material benda yang di uji. Untuk Al Alloys antara 10-15 menit.
3. Bersihkan cairan penetrant berlebih yang menempel pada permuakan benda uji. Cara pembersihan tergantung dari jenis penetrant yang digunakan. Untuk penetrant yang waterwashable dapat langsung dibersihkan dengan air bertekanan, sedangkan untuk post-emulsifiable harus menggunakan emulsifier dan air bertekanan. Yang perlu diperhatikan adalah cara penyemprotan air tidak boleh tegak lurus pada permukaan benda yang akan diperiksa karena akan menghilangkan penetrant yang terdapat dalam celah retak.
4. Untuk mengeringkan sisa air setelah proses pencucian maka benda di lap dan dimasukkan ke dalam pemanas dengan temperatur dan waktu yang telah ditentukan.
5. Setelah kering, permukaan benda yang akan dites disemprotkan cairan developer agar cairan penetrant dalam retak dapat tertarik keluar. Untuk penetrant jenis fluoresence, dapat dilihat dengan alat bantu ultraviolet sehingga penetrant yang tertarik oleh developer akan tertarik dengan jelas. Untuk memastikan bahwa penetrant yang terlihat adalah berasal dari retak maka penetrant yang keluar harus dibersihkan dengan cleaner dan pada permukaan tersebut disemprotkan lagi cairan developer. Bila terlihat masih ada cairan penetrant yang keluar dari permukaan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa terdapat retak pada permukaan tersebut.
2.3.4 Jenis-jenis Penetrant
Ada tiga macam penetrant sistem yang dapat di gunakan. Ketiga-tiganya memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergabung pada faktor-faktor yaitu Kodisi permukaan benda keja yang di selidiki, Karakteristik umum keretakan logam, Waktu tempat penyelidikan, dan Ukuran benda kerja. Ketiga sistem itu adalah :
Ø The water-washable penetrant sistem
Penetrant yang dapat dibersihkan adalah jenis fluorescent atau fisible die. Prosesnya cepat dan efisien. Tetapi pembasuhan harus dilaksanakan dengan hati-hati karena penetrant dapat terbasuh habis dari keretakan. Derajat dan kecepatan pembasuhan untuk proses ini bergantung pada karakteristik dari spray-nozzle, tekanan dan temperature air selama pembasuhan, kondisi permukaan benda kerja dan karakteristik penetrant itu sendiri.
Ø The post emulsifiable system (lipophilic)
Teknik ini digunakan untuk menyelidiki keretakan-keretakan yang sangat kecil sehingga penetrant yang digunakan adalah yang tidak dapat dibasuh dengan air (not water-washable). Penetrant jenis ini dilarutkan dalam oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan, yaitu pembubuhan emulsifier yang mengakibatkan penetrant dapat dibasuh dengan air. Oleh karena itu lamanya emulsifier dibiarkan pada permukaan benda kerja dan harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada didalam keretakan tidak menjadi water-washable sehingga tidak ikut terbasuh.
Ø The Solvent-Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah-daerah yang kecil (sempit) pada permukaan benda kerja yang mana penyelidikannya dilakukan dilapangan. Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda kerja ini dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif mahal. Untuk situasi seperti ini solvent-removable system. Solvent ini digunakan pada saat pembersihan pendahuluan (pre cleaning) dan pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari penetrant dengan kain lap yang dibasahi dengan solvent. Tahap terakhir dari pengelapan dilakukandengan kain lap yang kering. Proses seperti ini merupakan proses liquid penetrant Inspection yang paling sensitif bila dilakukan dengan cara yang baik.


BAB III
BAHAN DAN PERALATAN

3.1  Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bahan adalah :
Ø  Baja ST-60
Ø  Liquid penetrants
Ø  Developer
3.2  Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bahan adalah :
1.    Kertas Gosok
2.    Kain lap halus
3.    Pembersih (cleaner)

0 komentar:

Posting Komentar